Get paid To Promote at any Location

Google Analytics

1 Feb 2011

Alexander Agung

Alexander (yang) Agung, juga dieja: Aleksander (yang) Agung, (bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος ("Megas Alexandros") (356 SM - 323 SM) adalah seorang penakluk asal Makedonia. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang zaman. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk seperti Hannibal, Pompey dan Caesar dari Romawi, dan Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia.

Riwayat

Alexander dilahirkan pada tanggal 20 Juni 356 SM di Pella, ibu kota Makedonia, sebagai anak dari Raja Makedonia, Fillipus II, dan istrinya Olympias, seorang Putri dari Epirus. Ketika kecil, ia menyaksikan bagaimana ayahnya memperkuat pasukan Makedonia dan memenangkan berbagai pertempuran di wilayah Balkan. Ketika berumur 13 tahun, Raja Filipus mempekerjakan filsuf Yunani terkenal, Aristoteles, untuk menjadi guru pribadi bagi Alexander. Dalam tiga tahun, Aristoteles mengajarkan berbagai hal serta mendorong Alexander untuk mencintai ilmu pengetahuan, kedokteran, dan filosofi. Pada tahun 340 SM, Filipus mengumpulkan sepasukan besar tentara Makedonia dan menyerang Byzantium. Selama penyerangan itu, ia memberikan kekuasaan sementara kepada Alexander yang ketika itu berumur 16 tahun, untuk memimpin Macedonia.

Raja Phillip II meninggal tahun 336 SM oleh pembunuh gelap pada saat pernikahan putrinya. Alexander pun naik tahta menggantikan ayahnya pada usia 20 tahun. Sesaat setelah kematian Phillip, kota-kota di Yunani yang sebelumnya telah tunduk pada Makedonia seperti Athena dan Thebes memberontak. Alexander segera bertindak dan berhasil menggagalkan pemberontakan tersebut. Namun, tahun beikutnya terjadi pemberontakan kembali, dia memutuskan untuk bertindak tegas dengan mengahancurkan Thebes dan menjual seluruh penduduknya sebagai budak. Kejadian ini berhasil memadamkan keinginan kota-kota lain untuk memberontak.

Tahun 335 SM, Alexander menyerang Persia dengan membawa sekitar 42.000 pasukan. Selama dua tahun berikutnya Alexander memenangkan berbagai pertempuran melawan pasukan Persia hingga akhirnya dia berhasil mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh Raja Persia Darius III pada 333 SM. Darius yang kabur berusaha untuk damai dengan menawarkan Alexander wilayah dan harta namun ditolak. Alexander mengatakan bahwa dia sekarang adalah Raja Asia dan hanya dia yang berhak menentukan pembagian wilayah. Alexander kemudian meneruskan ekspansi militernya hingga berhasil menaklukkan wilayah Mesir hingga ke perbatasan India sebelum terpaksa berhenti karena prajuritnya yang kelelahan karena pertempuran terus-menerus selama sepuluh tahun.

Alexander kemudian kembali ke kerajaanya untuk merencanakan ekspansi baru. Selama perjalanan ia mengeksekusi banyak satrap (semacam gubernur) dan pejabat yang bertindak melenceng sebagai contoh. Kemudian sebagai wujud terima kasih pada para prajuritnya, Alexander memberi sejumlah uang pada mereka dan menyatakan bahwa ia akan mengirim para veteran dan cacat kembali ke Makedonia. Namun tindakan ini justru diartikan sebaliknya oleh prajurit Alexander. Selain itu, mereka juga menentang sejumlah keputusan Alexander, seperti mengadopsi budaya Persia dan dimasukkanya pasukan dari Persia ke dalam barisan prajurit dari Makedonia. Sejumlah Prajurit kemudian memberontak di kota Opis. Alexander mengeksekusi para pemimpin pemberontakan tersebut, namun mengampuni para prajuritnya. Dalam upaya menciptakan perdamaian yang bertahan antara orang-orang Makedonia dan rakyat Persia, Alexander mengadakan pernikahan massal antara para perwiranya dengan wanita bangsawan dari Persia. Akan tetapi, hanya sedikit pernikahan yang bertahan lebih dari setahun.

Sewaktu di Babilonia, Alexander tiba-tiba terkena sakit parah dan mengalami demam selama 11 hari sebelumnya akhirnya meninggal pada tanggal 10 Juni 323 SM, dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas.

Setelah kematian Alexander, tidak adanya ahli waris menyebabkan terjadi perpecahan dan pertempuran antara para bawahannya. Akhirnya, setelah perselisihan bertahun-bertahun, sekitar tahun 300 SM, kekuasaan atas bekas kerajaan Alexander terbagi menjadi 4 wilayah yang masing dikuasai salah satu jendral Alexander.

Dunia pada saat kematian Alexander, menunjukkan kemaharajaannya dalam konteks geopolitik yang lebih besar

Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Alexander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia).

Penyatuan wilayah dari makedonia hingga persia oleh Alexander Agung menyebabkan terbetuknya perpaduaan kebudayaan Yunani, Mediterrrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan kebudayaan Hellenisme. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang.

Alexander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Alexandria atau Alexandropolis. Salah satu dari kota bernama Alexandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu.

Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu 10 tahun.

Gurun Namib

Gurun Namib adalah sebuah gurun di Namibia yang merupakan bagian dari Taman Nasional Namib-Naukluft, salah satu taman nasional yang terbesar di Afrika. Nama "Namib" berasal dari bahasa Nama. Gurun ini meliputi wilayah sekitar 50.000 km², membentang 1.600 km (1.000 mil) sepanjang pesisir Samudra Atlantik di Namibia, yang mendapatkan namanya dari gurun ini. Luas barat-timurnya bervariasi dari 50-160 km (30 hingga 100 mil). Gurun Namib juga mencapai sebelah barat daya Angola.

Daerah ini dianggap sebagai gurun tertua di dunia dan telah mengalami keadaan gersang atau semi-gersang setidaknya 80 juta tahun. Keadaan gersangnya disebabkan oleh turunnya air kering yang didinginkan oleh arus Benguela sepanjang pesisir. Kurang dari 10 mm (0,4 inci) hujan turun di gurun ini tiap tahun sehingga hampir tandus.

Sejumlah spesies tanaman dan tumbuhan unik ditemukan di sini. Salah satunya adalah Welwitschia mirabilis, tanaman semacam semak belukar. Welwitschia terkenal karena kemampuannya bertahan hidup dalam keadaan yang amat kering di Namib, kadang-kadang mendapat embun dari pesisir.

Meski gurun ini tak berpenghuni dan tak terjangkau, ada permukiman di Sesriem, dekat Sossusvlei yang terkenal dan sekelompok besar bukit pasir, yang dengan tinggi 340 meter merupakan bukit pasir tertinggi di dunia. Kompleksitas dan regularitas pola bukit pasir ini dalam lautan bukit pasirnya telah menarik perhatian para geolog selama berpuluh tahun; namun sayangnya tak dapat dipahami dengan baik.

Interaksi antara udara bermuatan air dari laut lewat angin selatan, dan udara yang kering dari gurun menyebabkan banyaknya kabut dan aliran kuat, menyebabkan para nakhoda tersesat. Bersama dengan Skeleton Coast di utara, terkenal sebagai tempat banyaknya bangkai kapal. Beberapa darinya bisa ditemukan sekitar 50 meter di daratan, karena gurun ini bergerak perlahan ke barat menuju laut, mereklamasi tanah selama bertahun-tahun.

Gurun Namib adalah tempat penting bagi pertambangan tungsten, garam dan berlian.

Akses melalui pesawat kecil dari Windhoek (ibukota Namibia, sekitar 480 km dari timur pusat gurun), Swakopmund dan Walvis Bay di ujung utara gurun, atau melalui darat di jalanan berkerikil.

Sponsor

Powered By Blogger