Get paid To Promote at any Location

Google Analytics

6 Feb 2011

(CERPEN) Semua Karena Berusaha

“Hufh, gini to rasanya sekolah di Jakarta. Tugas banyak susah pula”, keluh Candra sambil mengerjakan tugas Bahasa Inggrisnya di perpustakaan. Sebulan bersekolah di Jakarta memang terasa berat baginya. Padahal adiknya sendiri sudah berulang kali menanyakan apakah tetap ingin bersekolah di Jakarta? Candra dengan mantap mengatakan ‘IYA’.

“Wah kalo tugasnya gak selesai gimana nih? Mesti minta bantuan dek Ryan ini”, pikirnya. Sesaat kemudian Selly datang dan menghampirinya,”Can, ada kabar baik”. Candra kaget dan penasaran ingin tahu,”kabar baik apa Sel?”. “Gini Can, tadi Pak Deni kasih tau ke aku kalo kamu minggu depan dikirim buat lomba pidato ke kecamatan…..’’, ucap Selly. Perasaan Candra campur aduk, senang dan deg-degan, “lomba pidato?”. “Iya can, lomba pidato dalam Bahasa Inggris tentunya”. Candra hampir tak bisa terima kenyataan ini,”Bahasa Inggris !!??”. “Iya can, aku yakin kamu bisa, Pak Deni gak mungkin salah pilih kamu, selamat ya”, ucap Selly sambil menjabat tangan Candra yang dingin.

Saat pulang sampai rumah dia hanya melamun dan berfikir, “apa aku bisa?”. Terus dan terus mengatakan itu dalam hatinya. Sore harinya Ryan yang pulang dari kuliahnya heran melihat kakakknya melamun, mencoba mendekati dan menegurnya, “hei mbak, kok nglamun aja sih? Ntar kesambet lho”, ledek Ryan. “Eh, gak kok”, jawabnya kaget. “Mikirin siapa hayo? Punya pacar ya? Hebat nih baru sebulan sekolah udah dapat pacar, prikitiw”, kataku sambil tertawa. “apaan sih dek, bukan itu masalahnya, aku sekarang ini bingung kamu tau kan aku gak bisa Bahasa Inggris? Nah minggu depan aku suruh pidato Bahasa Inggris, mana bisa aku”, ucapnya dengan melas. Aku hanya tersenyum dan mengangguk serta menarik tangannya. “ eh dek dek, mau ngapain kamu? Jangan aneh-aneh deh aku kakakmu”, bentak dia. “Siapa yang mau ngapain kamu mbak? Dasar pikirannya kotor, aku itu cuma mau ngajak kamu makan, di luar ayo”, tegasku.

Kami pun makan di pinggiran jalan, Candra menceritakan masalahnya yang dihadapi. “Oke kalo gitu dalam satu minggu ini kamu bakal aku latih keras, siap?”, tanyaku. “Siap dek, tapi ya jangan terlalu keras, apa gak kasihan sama mbaknya yang cantik ini?” balasnya dengan nada meledek. “iihhh, kamu ini mbak, untung kakakku, kalo bukan dah aku cium deh”, ucapku sambil mengacak-acak rambutnya.

Selesai makan kami pun pulang, sesampainya dirumah kami beristirahat sambil menonton tv. “Dek, Bahasa Inggis itu susah ya kalo kita gak tau artinya?”, tanyanya. “Hehehe, gak kok mbak, Bahasa itu bukan dihafal tapi dimengerti, jadi kalo hafal belum tentu mengerti tapi kalo mengerti sudah pasti hafal”, jawabku. Dia hanya mengangguk dan terlihat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, “dek aku tidur dulu ya besok takut kesiangan”, pamit dia sambil menuju kamarnya.

Hari demi hari berlalu dan satu hari sebelum hari itu tiba, “wah Can, aku liat akhir-akhir ini kamu jadi meningkat kemampuan Bahasa Inggris mu, apa gara gara pacarmu ya?”, tanya Selly. Candra heran dan berkata, “pacar yang mana? Perasaan aku gak punya pacar deh sel”. “Itu lho yang akhir-akhir ini nganter kamu ke sekolah pake mobil”, tukas Selly.”Hahaha Selly Selly, itu adikku bukan pacar”, jawabnya. “Bohong, kok buktinya deket banget dan cocok pula kalo kalian pacaran”, ucap Selly. Candra hanya menggelengkan kepala.

Malam harinya di rumah, Ryan memberikan pelatihan terakhir pada Candra, “are you ready for tomorrow?”, tanya Ryan. “Ready”, jawab Candra mantap. Setelah berlatih hingga malam Candra-pun berdoa semoga esok lancar melaksanakan pidatonya.

Dan waktunya pun tiba, Candra dengan mantap melangkah ke atas podium, dan memulai pidatonya. Ryan yang tanpa memberi tahu kalo akan datang, dia menyaksikan kakaknya berpidato. Dan akhirnya Candra pun sukses melakukan pidatonya, “last sentence, I say thanks a lot for my beloved brother, Ryan”. Akhirnya para penonton memberikan tepuk tangan yang meriah dan Ryan memberikan standing applause, Candra melihatnya dan tersenyum.

Setelah ia turun podium Selly dan Ryan menghampirinya. “Congratulations, mbak”, ucap Ryan. Candra tersenyum sambil memeluk adiknya dan berkata, “thanks for training me, thanks”.

Selly tersenyum dan mengucapkan selamat juga kepada Candra. “Kalo kita mau berusaha pasti ada jalan”, ucap Selly. “That’s right, in this world not anything hard if we want to try”, ucap Ryan. “Iya aku sekarang yakin kalo aku bisa, kita tidak tau apa hasil usaha kita kalo kita belum mencobanya.

Sore harinya Ryan memberikan kejutan untuk Candra, “mbak ayo ikut aku” , “kemana dek?”, tanyanya penasaran. “Udah ikut aja”, ucap Ryan sambil menarik paksa Candra. Dan kejutan itu adalah diajaknya Candra ke Dunia Fantasi. “Wow, it’s amazing dek, ini ya yang namanya DUFAN?”, tanyanya heran. Ryan tersenyum dan langsung mengajak Candra menikmati kejutannya. “Ini aku beri karena usaha kamu sendiri mbak, lain kali berusaha lagi ya tar aku kasih hadiah lagi, tapi jangan sering-sering”, kataku menyindir. Candra hanya menyubit dan tersenyum. Aku merasa senang bisa mengajari kakakku yang tadinya yakin ia tak bisa manjadi bisa, “teruslah berusaha mbak, aku akan selalu membantumu”, ucap ku dalam hati

Jakarta, Thursday 9-12-2010

07:17PM

Sponsor

Powered By Blogger